Home >> >>
Suryadharma Mengaku PPP Jadi Kerdil Sejak Reformasi
Jumat , 07 Feb 2014, 19:11 WIB
Republika/Yasin Habibi
Suryadharma Ali

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali meminta para kader untuk punya kepercayaan diri. Termasuk semangat tinggi untuk berjuang dan sikap tidak menyerah. Sehingga mampu menunjukkan karakter yang kuat sebagai kader yang islami.

Ia membandingkan kondisi PPP saat ini yang menjadi partai kecil dengan masa kejayaannya di era Orde Baru. Di era Orba, katanya, PPP mampu melahirkan pemikiran yang brilian meski di tengah iklim politik yang dibatasi.

"Sekarang di era reformasi, era kebebasan, kita diberikan ruang yang bebas. Tapi kemudian kita jadi kerdil, ini merugikan kita," katanya di ajang mukernas II PPP di Bandung, Jumat (7/2).

Mukernas, katanya, akan menentukan arah perjuangan PPP ke depan. Apalagi di tengah tantangan PPP dalam mengimplementasikan Islam di tengah-tengah banyaknya stigma negatif. "Perlu kesabaran, ketabahan dan ketekunan untuk menjelaskan pada masyarakat dan dunia internasional. Inilah Islam, Islam yang rahmatan lil'alamin," katanya.

Ia pun tidak setuju adanya dikotomi ideologi antara nasionalis dan Islam. Bahkan, pandangan masyarakat mengenai dikotomi itu perlu diwaspadai. "Ini ringan didengarnya tapi berat dampaknya. Bayangkan orang Islam dianggap tidak nasionalis," katanya mendag itu.

Suryadharma mengingatkan, sejak dulu banyak tokoh Islam telah memberikan sumbangan mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Antara lain dengan mendirikan berbagai sarana umum. Seperti pondok pesantren, madrasah dan masjid. Bahkan, menurut dia, kemerdekaan Indonesia diperoleh dari perjuangan para tokoh Islam.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar