Home >> >>
Pemilu 2014 Ujian Bagi Pers Indonesia
Jumat , 07 Feb 2014, 19:36 WIB
ROL/Fian Firatmaja
Nasihin Masha, pemimpin redaksi Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Pemilu 2014 menjadi ajang ujian bagi profesionalisme pers Indonesia. Pers mesti bisa menyajikan informasi yang benar dan berimbang kepada masyarakat. Artinya, pers tidak boleh terjebak dalam kepentingan pragmatis partai politik.

"Posisi pers adalah menjadi wakil dan pelayan kepentingan publik," kata Pemimpin Redaksi Harian Republika Nasihin Masha dalam diskusi Peringatan Hari Pers Nasional bertajuk 'Peran dan Independensi Media dalam Menyingkirkan Ungkapan Kebencian di Media Massa' di Bengkulu, Jumat (7/2).

Nasihin berkata, politik merupakan dunia panggung tempat para aktor politik menyampaikan ide dan kepentingan. Kejelian para insan pers dalam memilah informasi menjadi keniscayaan yang tak bisa diabaikan.

Persoalannya, kata Nasihin, pers Indonesia masih terjebak pada sindrom pers perjuangan. Yakni bekerja dengan ego yang tak jarang melampaui profesionalisme per. "Pengaruh pers perjuangan ini sudah saatnya dikurangi. Kita ini adalah pers profesional," ujarnya.

Menurut Nasihin, butuh parameter kerja yang terukur untuk meningkatkan kualitas produk jurnalistik pers Indonesia. Nasihin mencontohkan, pers harus lebih ketat dalam membangun disiplin kerja, baik dalam kode etik maupun kode perilaku.

Sehingga akan tercipta kesadaran dalam diri insan pers untuk tidak terlibat dalam politik praktis. "Di Republika misalnya wartawan dilarang menjadi caleg dan tim sukses kampanye," kata pria asal Cirebon, Jawa Barat ini.

Redaktur : Karta Raharja Ucu
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar