Home >> >>
Partai Islam Diminta Berkoalisi
Senin , 10 Feb 2014, 16:57 WIB
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai politik Islam berpotensi menguasi kursi pemerintahan setelah pemilu 2014. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsudin Haris menilai itu hanya bisa berjalan jika parpol Islam bersatu dalam koalisi.

Sayangnya, mimpi politik tersebut kadung kandas. Karena parpol-parpol berbasis suara Islam merasa enggan bersatu. "Saya kira suara Islam ini sulit terbentuk," kata Syamsudin di Jakarta, Senin (10/2). 

Menurutnya, kesulitan tersebut karena masing-masing parpol Islam, punya sikap yang pragmatis. Padahal platform politik parpol Islam punya kesamaan pada satu titik. Namun sulit terealisasi, lantaran tidak ada tokoh pengikat. "Mereka ini tidak punya tokoh. Ada pun beberapa, tapi dideligitimasi oleh parpol Islam lainnya," ujar dia.

Penilaian Syamsudin bukan omong kosong. Dia merunut jejak langkah koalisi parpol Islam dalam sejarah pemilu di Indonesia yang selalu layu di tengah jalan. "Terakhir, kita lihat adanya poros tengah usungan Amien Rais," terang dia.

Namun, koalisi parpol Islam pascareformasi itu pun bubar jalan tanpa kesatuan visi misi yang jelas. Tahun ini, kata dia, parpol Islam pun tidak terlalu diminati. Itu melihat hasil survei yang tidak pernah menunjukkan adanya minta keterpilihan parpol Islam.

Padahal sebagai entitas suara yang terang, parpol Islam bisa mendominasi peta politik di Indonesia. "Saya sarankan, hasil pileg nanti, jadi pintu untuk terbentuknya koalisi parpol Islam ini," kata dia. 

Saran lainnya, yaitu agar parpol Islam peserta pemilu kali ini mampu memunculkan tokoh sentral perekat suara mayoritas di negeri ini.

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Bambang Noroyono
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar