Home >> >>
Parpol Dinilai Enggan Berikan Pendidikan Politik
Senin , 10 Feb 2014, 22:55 WIB
antara
Parpol/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Parpol di Indonesia dinilai kurang berpartisipasi dalam memberikan pendidikan politik pada masyarakat, kata Pengamat Politik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon Amir Kotarumalos.

"Salah satu fungsi dari partai politik adalah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat kita, salah satunya dengan sosialisasi kepartaian, tetapi partisipasi untuk itu minim sekali," katanya di Ambon, Senin (10/1).

Amir yang juga Dosen Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Unpatti mengatakan, pola kerja sistem kepartaian di Indonesia saat ini berbanding terbalik dengan apa yang seharusnya.

Bukan partai yang mensosialisasikan program kerjanya kepada masyarakat, melainkan calon legislatif (caleg) dengan membawa nama partai, menjual visi dan misinya hanya ketika menjelang pemilihan umum (pemilu).

"Sosialisasi kepartaian, sistem dan program kerja kepada masyarakat sangat penting, tapi yang terjadi justru setiap menjelang pemilu barulah mereka sibuk mensosialisasikan para caleg yang diusung," katanya.

Menurut Amir, tidak berjalannya fungsi partai politik sebagai media pendidikan politik masyarakat, menyebabkan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai dan sistem perpolitikan di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei dari Lingkar Survei Indonesia (LSI) pada Desember 2012, memaparkan sedikitnya 64,87 persen masyarakat Indonesia tidak percaya dengan partai politik.

"Demokrasi elektrolar di Indonesia sedang mencari jalannya, tapi hasil survei itu membuktikan bahwa lebih dari setengah orang Indonesia sudah tidak percaya lagi dengan partai politik," ucapnya.

Ia berkata, sekarang sistem pengkaderan di partai politik di Indonesia cenderung elitis dan oligarkis, dengan menggunakan pola "main comot" orang-orang tertentu untuk mengusung nama partai sebagai peserta pesta demokrasi. "Misalnya menggandeng kaum selebriti untuk meningkatkan elektabilitas partai," ujarnya mengakhiri.

Redaktur : Karta Raharja Ucu
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar