REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jajaran kepolisian menyatakan kesiapan untuk mengamankan pemilu. Termasuk mengamankan daerah-daerah di Tanah Air yang rawan konflik.
Kapolri Jenderal Sutarman menyatakan, memberikan perlakuan khusus kepada beberapa daerah potensi konflik. Contohnya di Aceh, Papua, dan Poso.
"Ada pengamanan khusus untuk Papua, Poso, dan Aceh. Kita sudah petakan," katanya, Selasa (11/2).
Dari pemetaan itu, katanya, akan ada penebalan atau penambahan aparat keamanan. Contohnya di TPS di Jawa yang bisa diawasi satu polisi akan berbeda dengan daerah lain yang berpotensi konflik. Polisi yang ditempatkan bisa lebih dari satu.
Tak hanya itu, pengamanan pun melibatkan jajaran Brimob. Karena personil dari kepolisian kurang mencukupi untuk mengamankan proses pemilu secara keseluruhan.
"Personil Brimob ada 33 ribu yang stand by dan akan kita dorong ke berbagai provinsi. Setiap saat bisa digunakan," katanya.
Polri, lanjutnya, sudah berupaya menciptakan kondisi agar masyarakat benar-benar siapp menghadapi pemilu. Polri pun melakukan langkah preventif agar masyarakat paham pentingnya pemilu dan tidak terprovokasi dengan intimidasi yang bisa terjadi.