Home >> >>
Survei: Elektabilitas Parpol Islam Berpotensi Naik
Rabu , 12 Feb 2014, 12:46 WIB
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas partai politik Islam berpotensi naik. Asalkan kadernya tidak terlibat korupsi. Figur sentral di dalamnya cukup mempengaruhi peningkatan elektabilitas.

Bakal capres PKB, Rhoma Irama misalkan, dikenal banyak orang di seluruh Indonesia. Mantan wapres Jusuf Kalla juga bukan nama asing. Dua orang ini dinilai mampu mendongkrak masyarakat memilih parpol Islam

"Peran figur cukup sentral," jelas peneliti utama Lembaga Survei Jakarta (LSJ), Saiful Syam di Jakarta, Rabu (12/2). 

Semakin populer, katanya, semakin mendongkrak masyarakat untuk memilih parpol Islam. Yang lebih penting lagi adalah bersih dari korupsi. 

Parpol yang kadernya tidak terlibat korupsi dinilai mampu memperoleh suara yang besar. 

Dia menyebut PKB dan PPP berpotensi meraih perolehan suara yang lumayan. "Mungkin bisa delapan sampai sembilan persen," jelas Saiful.

Dia menambahkan, prediksi naiknya elektabilitas parpol Islam masih belum signifikan. "Mungkin satu sampai tiga persen," imbuhnya. 

Dari survei yang dilakukan, parpol Islam seperti PPP meraih 4,83 persen, PKB 4,67 persen, PAN 4,51 persen, PKS 3,87 persen. PBB meraih suara terkecil, 1,2 persen. 

Survei LSJ menunjukkan PDI Perjuangan memperoleh 19,83 persen. Golkar ada di posisi kedua dengan perolehan suara 17,74 persen. Selanjutnya disusul Nasdem 6,94 persen, Hanura 6,85 persen, dan Demokrat 6,12 persen.

Survei dilakukan pada 12-26 Januari 2014 di 33 propinsi. Sampel sebanyak 1.240 responden dengan teknik multistage random sampling. Ambang kesalahan survei ini adalah 2,8 persen dengan level of confidence 95 persen. 

Manajer Riset LSJ Rendy Kurnia mengatakan, sejumlah parpol yang dalam sosialisasinya mengedepankan isu perubahan akan diminati masyarakat. Komitmen yang kuat terhadap rakyat kecil sangat mempengaruhi peningkatan elektabilitas parpol. 

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Erdy Nasrul
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar