REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengamat politik Lingkaran Survei Indonedia (LSI) Toto Abdul Fatah menggambarkan, ada tiga tipikal caleg yang berkembang dalam pemilu di Indonesia. Pertama, mereka yang punya uang.
Kedua, mereka yang tidak punya uang tapi punya idelisme. Ketiga, yang tidak punya uang dan tidak punya idealisme.
Menurutnya, caleg tipe satu biasanya relatif stabil meski pun kalah. Tapi umumnya mereka menang karena banyak uang.
Sedangkan mereka yang tergolong tipe dua kebanyakan akdemisi, pengamat, atau pegiat LSM, yang juga relatif lebih stabil secara kejiwaan ketika kalah.
"Nah, tipe ketiga ini yang potensi stressnya sangat tinggi dan ujung-ujungnya banyak yang dibawa ke rumah sakit," kata Toto, Senin (17/2).
Toto menyesalkan masih kuatnya politik uang dalam sistem demokrasi di Indonesia. Meski pun ia merasa bahwa rakyat Indonesia masih berproses.
"Amerika saja butuh seratus tahun untuk bisa mencapai tatanan demokrasi seperti sekarang, kita baru memulai pemilihan umum tahun 2004," ujar Toto.