Home >> >>
Jokowi Minta Kasus Penyadapan tak Dibesar-Besarkan
Jumat , 21 Feb 2014, 13:29 WIB
IST
Gubernur DKI Jakarta, Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak agar kasus pemasangan alat penyadap di rumah dinasnya di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, tidak perlu dibesar-besarkan karena dirinya merasa tidak terancam.

"Saya enteng saja. Wong pembicaraan nggak ada isinya. Nggak pernah ngomong apa-apa. Saya terus terang saja, nggak usah digede-gedein masalah ini," ujar Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Jumat (21/2).

Pemasangan alat sadap itu dilakukan di tiga ruang pribadi, yaitu di ruang makan, ruang tamu dan kamar tidur.
Ia menegaskan meskipun alat sadap dipasang di tiga ruangan yang dianggap pribadi itu dirinya tidak merasa terancam. "Terancam apa? Ngomong apa? Paling yang diomongin masalah ikan bakar, sate kambing, ikan gulai, yah itu aja," kata dia.

Ketika ditanya alasan pemasangan alat sadap terkait lawan politik untuk memata-matainya, ia mengutarakan tidak mencurigai siapapun pihak karena dirinya selalu berpikir positif. "Ndak tahu, saya selalu positive thinking, tidak mau mencurigai siapa-siapa," ujar dia.

Ia menambahkan privasinya tidak terganggu atas tindakan penyadapan yang dilakukan di rumah dinasnya.
"Nggak mikir, paling yang nyadap sekarang ngomel-ngomel," kata dia.

Redaktur : Muhammad Fakhruddin
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar