REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Maluku Utara (Malut) merekrut mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk menjadi relawan pengawas pemilu.
Saat ini, relawan pengawas pemilu di Malut telah mencapai di atas tujuh ribu orang. Ini sebagai salah satu upaya menciptakan pileg jujur, adil dan berkualitas.
Ketua Bawaslu Malut, Sultan Alwan mengatakan, relawan yang telah direkrut tersebut akan dibekali dengan identitas. Seperti kartu dan buku panduan mengenai tata cara pengawasan pemilu. Sehingga saat mengawasi jalannya tahapan pemilu tak mengalami kendala yang berarti.
Menurutnya, para relawan yang direkrut ini akan memberikan informasi ke petugas pengawas dari tingkat kelurahan sampai ke kabupaten/kota. Khususnya terkait adanya pelanggaran pemilu yang ditemukan.
Kehadiran mereka ini juga diharapkan bisa mendorong partisipasi pemilih untuk ikut dalam menyalurkan suaranya di TPS yang disediakan. Harapannya, dapat menekan angka golput seperti pada pilkada Malut 2013.
Upaya ini juga bagian pencanangan gerakan satu juta relawan yang melibatkan unsur pers, perguruan tinggi, ormas dan dinas pendidikan nasional setempat.
Bawaslu Malut pun membentuk pokja kerja sama yang melibatkan seluruh unsur dengan berbagai elemen terkait.
Menurut dia, penyelenggaraan pileg 2014 dipastikan memasuki masa krusial. Yakni meliputi tahapan perbaikan DPSHP, penetapan DPT dan kampanye.