Ketua KPU, Husni Kamil Manik (kiri) bersama anggota KPU Arief Budiman (kanan) memberikan keterangan daerah penerima logistik saat peluncuran Silog di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (24/12).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Malaysia mengeluhkan lambannya pengiriman logistik pemilu untuk pemilih WNI di luar negeri. KJRI di Kota Kinabalu, Sabah, Soepeno Sahid mengungkapkan, belum ada satu pun logistik pemilu yang diantar ke negeri tersebut.
Padahal, kata dia, jadwal pileg di Malaysia, sudah ditetapkan lebih awal, yakni pada 6 April mendatang. "Kami (KJRI) minta agar ini (logistik) disosialisasikan lebih awal," kata dia, kemarin. Soepeno mengatakan, dengan jangkauan dan lokasi WNI yang acak, sosialisasi pemilu di luar negeri lebih sulit bila dilakukan mendadak.
Soepono menjelaskan, jumlah pemilih di Malaysia tercatat sekira 1,4 juta pemilih. Jumlah tersebut lebih dari separuh populasi WNI di Malaysia, yang jumlahnya kurang lebih dua juta jiwa. Kata dia, jumlah pemilih itu, masih ada persoalan.
Sebab, dia mengungkapkan tercatat ada setidaknya 15 ribu WNI bermasalah di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
Menyikapi logistik, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik menjamin ketersedian logistik pemilu di luar negeri. Kata dia, proses pengiriman logistik ke luar negeri dilakukan pertengahan Maret mendatang. "Masih ada waktu. KPU paling lambat akan mengirimkan (logistik pemilu) bulan depan (Maret) nanti," kata dia, Ahad (23/2).