REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Gerindra merasa ruang geraknya terbatasi dengan adanya moratorium iklan politik maupun iklan kampanye di media massa. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menilai moratorium itu menguntungkan petahana atau politikus yang masih menjabat (incumbent).
Fadli menilai moratorium membatasi kesempatan partai politik untuk bersosialisasi dengan masyarakat melalui media massa. "Yang diuntungkan dengan diberlakukannya moratorium ini adalah incumbent," ujar dia, dalam siaran persnya, Rabu (26/2).
Selama ini, Gerindra memang menjadi salah satu partai peserta pemilu yang memanfaatkan jalur media, seperti iklan di televisi. Fadli menilai, penggunaan iklan di media massa dapat mempeluas jangkauan sosialisasi. Baik bagi partai maupun calon legislatif (caleg). "Masyarakat perlu mengenal dengan baik partai-partai politik peserta pemilu dan juga calon legislatif," ujar dia.
Karena itu, Gerindra menilai adanya moratorium merupakan langkah berlebihan. Fadli mengkhawatirkan pembatasan ruang sosialisasi itu akan berimbas lain pada masyarakat. "Potensi apatisme masyarakat terhadap politik akan semakin tinggi," kata dia.
Di satu sisi, Gerindra memang mengkritisi pemberlakuan moratorium terkait iklan politik maupun iklan kampanye. Namun di sisi lain, Fadli mengatakan, adanya moratorium itu juga mendorong partainya untuk bisa lebih kreatif untuk menyosialisasikan diri kepada masyarakat. Begitu pun untuk para caleg partai berlambang kepala burung Garuda itu.
Fadli mengatakan, media sosial dapat menjadi jalur lain yang dapat dioptimalkan sebagai sarana sosialisasi. Ia pun mendorong para caleg Gerindra untuk memanfaatkan media sosial. Selain itu, Fadli juga tetap menekankan pentingnya para caleg untuk turun langsung ke lapangan. "Tentu saja komunikasi dengan masyarakat secara langsung harus dilakukan," kata dia.