Spanduk sosialisasi pemilu terpasang di jalan Rawajati Timur, Jakarta, Ahad (29/12). jenis media sosial dan teknologi informasi bisa dimanfaatkan KPU untuk meningkatkan partisipasi, keingintahuan, serta aktifitas masyarakat dalam pelaksanaan pemilu 2014.
REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Komisi Pemilihan Umum Kota Bengkulu memaparkan bahwa relawan demokrasi untuk Pemilu 2014 yang telah menggelar sosialisasi dari Januari 2014, belum bertugas secara maksimal.
"Setelah dievaluasi dari laporan yang disampaikan relawan terlihat belum maksimal, apakah benar-benar menjalankan sosialisasi atau tidak, karena masih ada yang tidak disertakan bukti foto maupun absensi peserta saat sosialisasi," kata komisioner KPU Kota Bengkulu Divisi Sosialisasi Sri Hartati, Jumat (28/2).
Oleh karena belum terlihatnya kinerja relawan demokrasi Pemilu 2014, pihaknya berencana langsung turun memonitor relawan saat menggelar sosialisasi hingga sebelum hari pencoblosan. "Relawan harus menyerahkan rencana jadwal sosialisasi ke KPU Kota Bengkulu, kami akan monitoring langsung, saat sosialisasi, kami mengajak relawan mari bersama mengabdikan diri bagi negara dengan cara memberikan pencerdasan politik ke masyarakat," kata Sri.
Selain itu, relawan juga diingatkan agar memahami teknik pemungutan suara, teknik pencoblosan suara sah atau tidak sah serta hal yang mendasar lainnya dari Pemilu 2014. "Jangan sampai ditanya masyarakat tentang hal mendasar seperti jumlah partai saja tidak tahu, kita sudah berikan bimbingan teknis pertama, dan hari ini diberikan bimbingan teknis kedua tentang Peraturan KPU Nomor 26 yang memuat teknik pemungutan dan penghitungan suara," kata dia.
Sebelumnya, KPU setempat memilih sebanyak 25 orang menjadi relawan demokrasi Pemilu 2014 mewakili lima kelompok sasaran masyarakat sebagai pemilih strategis, yakni dari pemilih pemula, kelompok agama, kelompok perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok pinggiran. "Dari 25 orang yang terpilih, relawan yang terbanyak adalah segmen pemilih pemula yakni sebanyak tujuh orang, karena pemilih pemula merupakan kelompok paling penting untuk diberikan pemahaman tentang pemilu," kata Sri.
Lebih lanjut dia memaparkan, untuk kelompok pemilih perampuan pihaknya memilih lima relawan, segmen agama lima relawan, segmen marginal lima relawan dan segmen disabilitas tiga relawan. "Seluruhnya kita seleksi adalah orang yang bersentuhan langsung dengan lima segmen masyarakat tersebut, seperti guru pendidik di sekolah pendidikan luar biasa, tokoh perempuan, tokoh agama," katanya.