Home >> >>
Perusahaan Percetakan Terancam Bangkrut Dikibuli Caleg
Selasa , 04 Mar 2014, 13:59 WIB
Tahta Aidilla/ Republika
Baliho Pemilu 2014 di Gedung KPU Foto: Tahta Aidilla/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Perusahaan percetakan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah terancam bangkrut karena dikibuli calon legislatif.  Ubaidillah (25), pemilik perusahaan percetakan mengaku usahanya terancam bangkrut karena dikibuli salah seorang caleg.

"Gara-gara orderan baliho tidak bayar, sekarang perputaran usaha saya macet karena uang itu saya pakai untuk modal. Awalnya janji-janji akan bayar, setelah sekarang saya cari malah menghilang," kata Ubaidillah atau akrab disapa Abi di Sampit, Selasa (4/2).

Abi menyebut, caleg yang punya tanggungan utang dengannya adalah salah seorang calon anggota legislatif DPRD Provinsi Kalteng daerah pemilihan Kotim dan Seruyan. Caleg tersebut selama ini diketahui tinggal di Kotim namun juga sering beraktivitas di Palangka Raya.

Awalnya caleg tersebut memesan baliho bergambar sang caleg yang kemudian dipasang di posko di Jalan Tjilik Riwut. Namun setelah baliho selesai, berbagai alasan dikemukakan sang caleg yang intinya belum bisa membayar biaya pembuatan baliho.

Belakangan Abi makin bingung karena posko milik caleg tersebut kini tutup, sementara ketika didatangi ke kantor partai yang bersangkutan, menurut Abi, ada kesan rekan sesama kader berusaha menyembunyikan alamat caleg tersebut dengan alasan tidak tahu.

"Bagi perusahaan percetakan besar, uang Rp2,5 juta itu memang tidak seberapa, tetapi bagi percetakan kecil seperti saya ini uang tersebut sangat penting. Uang itulah yang saya putar untuk membeli bahan keperluan percetakan, bayar kredit bank dan lainnya," ujarnya.

Sejak pertengahan Januari lalu, Abi mengaku usahanya makin terpuruk karena kesulitan membeli bahan baku percetakan. Bahkan kini satu karyawannya terpaksa dipulangkan karena tidak ada pekerjaan. Tidak hanya itu, Abi yang sudah lima tahun menggeluti bisnis percetakan ini pun mengaku kini kesulitan bekerjasama dengan perusahaan percetakan lain karena sudah di-blacklist dan dianggap banyak utang.

Atas permasalahan ini, pihaknya berencana melaporkan caleg tersebut ke polisi dengan tuduhan penipuan karena utang biaya pembuatan baliho hingga kini belum juga dibayar sehingga berdampak besar terhadap kelangsungan bisnisnya.

"Kalau tidak juga ada iktikad baik, saya akan laporkan masalah ini ke polisi, biar jera dan tidak ada lagi pengusaha lainnya jadi korban. Saya benar-benar terpuruk karena masalah ini," ucap Abi.

Redaktur : Karta Raharja Ucu
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar