Petugas kepolisian mengamankan kotak suara dari amukan demontran saat simulasi pemilu di depan kantor KPU Jakarta Selatan, Jumat (21/2). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Polri, Jenderal Sutarman mengatakan ada sejumlah titik di tanah air yang rawan tindak kekerasan ataupun intimidasi jelang pemilu 2014. Provinsi Nangroe Aceh Darussalam mendapatkan perhatian utama.
“Nomor satu paling rawan ada di Aceh, lalu disusul Papua, Poso dan beberapa daerah lainnya,” katanya di kantor presiden, Selasa (4/3).
Ia mengatakan Aceh menempati urutan pertama karena pengalaman pilkada-pilkada terdahulu. Bukan sekali dua kali adanya penembakan ataupun penyerangan yang sukses memberikan rasa takut dan intimidatif kepada masyarakat.
“Ini pun sudah mulai (intimidasi). Ada lima kali peristiwa, korban ada satu termasuk beberapa kantor yang dilempari,” katanya.
Ia menjelaskan untuk peristiwa penyerangan kantor Partai Nasdem, sudah teridentifikasi ada dua orang pelaku. Sedangkan penembakan caleg Partai Nasional Aceh (PNA) belum diketahui dan masih diselidiki.
Menurutnya, rangkaian peristiwa tersebut tak lain didasari motif politik. Ia meyakini konstelasi politik dan gangguan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) sudah mulai meningkat. Karena itu, ia menegaskan pengamanan dilakukan secara ekstra untuk beberapa titik di tanah air.
Instruksi pun sudah diberikan kepada kapolda setempat untuk segera memetakan titik kerawanan di daerah masing-masing. Dengan begitu, pengamanan bisa lebih maksimal. “Selain intimidasi, ada pula dengan cara menggunakan kekuatan-kekuatan tertentu sehingga menimbulkan ketakutan, rasa ketidakpusasan, kemudian juga menggunakan uang untuk mempengaruhi sesuatu atau untuk tidak memilih,” katanya.