Petugas kepolisian mengamankan kotak suara dari amukan demontran saat simulasi pemilu di depan kantor KPU Jakarta Selatan, Jumat (21/2). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pengamanan Pemilihan Umum Legislatif 2014 di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tidak semudah seperti yang dilakukan aparat keamanan saat simulasi, kata Kapolres setempat AKBP Tubagus Ade Hidayat, Selasa.
Menurut dia, dalam simulasi pengamanan Polres Karawang yang digelar di Lapangan Karangpawitan, massa yang terlibat dalam unjuk rasa masih sedikit, sehingga mudah dibubarkan. Padahal massa yang berunjuk rasa karena keberatan dengan hasil Pemilu diperkirakan banyak.
Ia menegaskan pengamanan yang digelar saat simulasi pengamanan Pemilu masih mudah dibandingkan dengan pengamanan yang akan dilakukan, jika nanti terjadi penolakan hasil Pemilu. Atas hal itu ia mengingatkan agar jajarannya selalu siap siaga hingga berakhir Pemilu 2014.
Dalam menjaga suasana Karawang yang kondusif sebelum hingga pascapemilu, kapolres mengingatkan agar masyarakat ikut serta memperhatikan perkembangan situasi di daerahnya.
Sebab, kata dia, setiap kericuhan yang besar dipicu dengan permasalahan yang kecil. Lagi pula, potensi kericuhan bisa saja terjadi menjelang hingga berakhirnya Pemilu.
"Masyarakat diharapkan bisa lebih peka dan mengerti perkembangan situasi daerahnya. Sehingga setiap adanya gesekan, bisa diantisipasi sejak awal. Dengan begitu, tidak akan terjadi unjuk rasa secara besar-besaran," kata kapolres.
Sementara itu, dalam mengamankan Pemilu Legislatif 2014 Polres Karawang menurunkan sekitar 800 personel, dibantu tiga satuan setingkat kompi Brimob Polda Jabar