Seorang petugas menunjukkan surat suara dengan menggunakan huruf braile di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tegal, Jateng, Kamis (24/10).
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Belasan tunanetra yang tergabung dalam Tunanetra Menggugat, menggelar aksi jalan kaki menyusuri jalan Pajajaran, Cicendo Kebon Kawung, dan kembali lagi ke Jalan Pajajaran. Mereka, memprotes kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak menyediakan templet braile untuk DPRD kota, kabupaten dan provinsi.
Menurut kordinator aksi Yudi, aksi jalan kaki tersebut adalah sebagai sebuah protes terhadap KPU yang tak memperhatikan tuna netra. KPU. hanya menyediakan templet braille untuk pemilihan DPD RI dan pemilihan Capres/Cawapres.
''Padahal kami sudah melakukan konfrensi pers sebanyak dua kali, tapi KPU tetap tidak menggubris," ujar Yudi kepada wartawan saat ditemui disela-sela aksi di Jalan Cicendo Bandung, Rabu (3/5).
Menurut Yudi, KPU terkesan tidak memberikan perhatian kepada para tuna netra. Karena, sampai saat ini belum ada komunikasi sedikitpun dengan para tunanetra.
"Jangankan mendatangi kami, komunikasi saja tidak ada," katanya.
Yudi mengancam, jika aksinya masih tidak digubris, pihaknya akan melakukan aksi yang lebih besar lagi. Selain, akan menempuh jalur hukum.
''Jika kami masih tidak digubris, kami akan melakukan aksi serupa yang lebih besar lagi," katanya.
Meski aksi tersebut berjalan dengan damai, tetap mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Akibat aksi jalan kaki tersebut terjadi kemacetan cukup parah di beberapa ruas jalan seperti Pajajaran, Cicendo, Pasirkaliki, dan Kebon Kawung.