REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Arif Budimanta menilai uang bukan faktor penting tingkat keterpilihan caleg dalam pemilu legislatif (pileg) 2014. Menurutnya, masyarakat sudah lebih rasional dalam memilih wakilnya di DPR.
"Masyarakat lebih banyak yang rasional daripada yang berorientasi pada uang," kata Arif dalam diskusi Empat Pilar MPR "Akuntabilitas Dana Pemilu" di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/3).
Arif mengatakan masih banyak masyarakat yang memilih wakil rakyat dengan pertimbangan-pertimbangan ideologis. Kalaupun ada masyarakat yang menerima uang dari caleg, hal itu lebih didasarkan pada faktor kebutuhan sehari-hari. "Siapa orang yang tidak mau diberi uang? Tapi apakah mereka yang menerima uang akan memilih? Belum tentu," ujar Arif.
Peran para caleg dalam memberikan pendidikan politik ke masyarakat menjadi sangat penting. Arif misalnya menjelaskan masyarakat perlu diberi tahu bahwa DPR tidak memiliki fungsi menyalurkan anggaran. "Banyak yang ideologis tergantung pada bagaimana kita menjelaskan tentang tugas dan fungsi kerja," katanya.
Di tempat yang sama, politisi Partai Gerindra, Martin Hutabarat menyatakan partainya terus berupaya melakukan kampanye cerdas ke masyarakat. Caranya, kata Martin, partai membuat buku saku kepada para caleg untuk dibagikan ke konstituen di masing-masing daerah pemilihan (dapil). "Buku saku berisi program partai, rekam jejak caleg yang bersangkutan," katanya.