REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Ahmad Sabiq memperkirakan pencapresan Joko Widodo (Jokowi) oleh PDIP dapat mengurangi angka golput pada Pemilihan Umum 2014.
"Golput memang ada berbagai macam alasannya. Kalau memang alasannya karena keinginan adanya sosok pemimpin yang membawa perubahan, kemudian muncul sosok-sosok itu yang dianggap para pemilih akan membawa perubahan, mungkin akan mengurangi golput," katanya, di Purwokerto, Sabtu (15/3).
Menurut dia, masyarakat terpanggil untuk menggunakan hak pilihnya ketika ada calon yang mereka inginkan, yakni calon yang dinilai bisa membawa perubahan dan perbaikan.
Dalam hal ini, Jokowi yang kini Gubernur DKI Jakarta merupakan salah satu sosok pemimpin yang diharapkan sebagian masyarakat.
Dia juga memperkirakan pencapresan Jokowi dapat mendongkrak perolehan suara bagi PDI Perjuangan pada Pemilu Calon Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014.
"Menurut saya, sangat mungkin itu terjadi. Orang yang tadinya tidak mau memilih, kemudian jadi memilih," kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed ini.
Bahkan, kata dia, tidak menutup kemungkinan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 akan berlangsung satu putaran jika PDI Perjuangan memenangi Pemilu Calon Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dengan didukung animo masyarakat yang cukup besar terhadap pencapresan Jokowi.