REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perjanjian Batu Tulis telah dilanggar PDIP. Partai Gerindra mencoba legowo dengan sikap khianat partai moncong putih itu.
Ketua Umum Gerindra Suhardi optimistis, manuver PDIP yang tidak mau mengakui pemberlakuan Perjanjian Batu Tulis tak akan berdampak apapun bagi partainya. Dia siap membuktikannya lewat perolehan suara Gerindra di Pileg pada 5 April mendatang.
“Ini memang bukan seperti undang-undang, tetapi etika politiknya itu di mana? Terserah sikap mereka sekarang, kami akan tetap kuat,” klaim Suhardi ketika dihubungi, Senin (17/3).
Guru besar UGM tersebut menyatakan, kebesaran Gerindra tidak ditentukan partai lain. Dia tetap percaya diri, komitmen satu kata satu perbuatan akan membawa dampak positif untuk Gerindra. Dia juga memprediksi, tingkat keterpilihan Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto sebagai capres akan semakin tinggi ke depannya.
“Bersama Pak Prabowo, kami kuat. Itu tidak berdampak. Kita semakin yakin elektabilitas tinggi dan menang,” ujar Suhardi.
Keputusan PDIP mengusung Gubernur DKI Jakarta Jokowi membuat Gerindra menagih komitmen yang dibuat bersama pada 2009. Sayangnya, PDIP beralibi bahwa mereka tidak terikat secara aturan dengan Perjanjian Batu Tulis. Patokannya, pasangan Megawati-Prabowo kalah melawan SBY-Boediono di Pemilu 2009. Sehingga, aturan itu tidak berlaku lagi untuk dijalankan di Pemilu 2014.