Petugas berusaha menghalau sejumlah pengunjuk rasa pada simulasi pengamanan Pemilu 2014 di Polres Jakarta Selatan, Kamis (20/2).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisan Republik Indonesia (Mabes Polri) menilai pemilu 2014 aman. Namun, ada beberapa tempat dan kegiatan masyarakat yang dapat memicu terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Pol Anton Bachrul Alam mengatakan, salah satu pemicunya seperti desakan masyarakat tehadap KPK untuk segera menyelesaikan kasus Bank Century,kegiatan untuk tidak memilih, boikot pemilu di Nanggroe Aceh Darussalam.
Selain itu, meningkatnya kejahatan menggunakan senpi,aksi teror yang ditujukan terhadap masyarakat dan anggota polri, bencana alam seperti banjir dan kabut asap. Untuk itu Anton meminta, informasi yang bersumber dari intelijen Polri itu dapat meningkatkan kinerja dan kewaspadaan bagi anggota polri.
"Untuk menjaga agar kondisi kamtibmas berjalan kondusif," kata Anton saat menyampaikan amanatnya dalam upacara bendera, Senin (17/3).
Dilanjutkan mantan Kapolda Jawa Timur itu yang harus dievaluasi oleh seluruh anggota polri adalah bidang bidang kinerja dan efektif penggunaan anggaran. Anton mencontohkan di bidang perencanaan masih kurang personil memahami pengggunaan anggaran oprasional,masih belum berjalan dengan baik pengawasan internal maupun eksternal, kurang responya fungsi intelijen dan banyak lagi kegiatan yang perlu dievaluasi untuk perbaikan Polri.
Untuk itu kata Anton, program tahun 2009 yang belum dilaksanakan dengan baik bisa dilaksanakan dalam program 2014. "Bisa dijadikan pedoman dalam oprasi mantap brata 2014," katanya.
Terakhir kata Anton, menyampaikan amanat Kapolri, optimalkan fungsi kepolisian di bidang pengawasan maupun penegakan hukum. Laksana tugas sesuai intruksi pimpinan agar kerja polri bisa efektif dan efisien terumata menggunakan anggaran.