Home >> >>
Berkampanye di Hadapan 200 Orang, PKPI Bicara Soal Capres
Senin , 17 Mar 2014, 20:21 WIB
Antara Foto/ Andika Wahyu
Sutiyoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso mengatakan akan menunggu hasil pileg untuk menentukan capres.

"Saat semua partai sudah mengetahui hasil perolehan suaranya, baru kami akan menentukan dukungan terhadap capres tertentu," kata Sutiyoso saat berkampanye di hadapan 200-an orang di Jakarta Selatan, Senin (17/3).

Namun, ia berharap, dalam jangka panjang dapat mencalonkan presiden dari kader sendiri. Agar dapat melaksanakan ide-ide perbaikan negara yang diusung partainya secara penuh.

Sutiyoso juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk menggunakan hak pilih dan tidak bergabung dalam golongan putih.

"Golongan putih bukan merupakan solusi bagi persoalan negara ini. Saya berharap masyarakat Indonesia menggunakan hak politiknya. Apa pun partai yang menjadi pilihannya," kata mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Menurut Sutiyoso seluruh partai di Indonesia berkomitmen sama untuk memajukan bangsa. Sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya.

Namun di sisi lain, Sutiyoso mengingatkan masyarakat Indonesia harus lebih cerdas dalam memilih wakilnya. Yaitu, yang bersih dari catatan korupsi dan pelanggaran hukum lainnya.

Ia pun berharap pemilu tahun ini berjalan dengan damai tanpa kerusuhan dan pertumpahan darah. "Ini adalah perayaan pesta demokrasi dan sifat dari pesta adalah suka cita bukan pertikaian. Mari kita sukseskan pemilu tahun ini bersama," kata dia.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar