Home >> >>
Akbar Tandjung Disebut Cawapres Ideal untuk Jokowi
Senin , 17 Mar 2014, 22:02 WIB
Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Salim Said berpendapat, mantan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung merupakan figur cawapres paling potensial untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi).

"Sebab Akbar memiliki pengalaman panjang dalam organisasi, pemerintahan dan partai dibandingkan tokoh lain yang selama ini disebut di media massa," katanya di Jakarta, Senin (17/3).

Dia mengatakan, Jokowi memerlukan wapres yang mempunyai pengalaman politik dan pengalaman pemerintahan yang cukup lama. "Akbar Tandjung memiliki semua itu," ujar Salim.

Menurut Salim, jika dalam pemilu 9 April mendatang, PDI Perjuangan menang, maka ketua umum Megawati Sukarnoputri akan menentukan siapa yang cocok mendampingi Jokowi untuk posisi cawapres. Megawati ingin Jokowi sukses dalam memimpin pemerintahan lima tahun ke depan dan perlu pendamping yang mampu bekerja sama dengan baik.

"Saya memperkirakan Ibu Mega akan memilih tokoh dari partai besar yang kemungkinan adalah Golkar. Sehingga PDIP dan Golkar menjalin koalisi yang kuat. Jika PDIP menang pemilu dan Golkar nomor dua, maka Mega akan memilih wapres untuk Jokowi dari Golkar. Nah, di Golkar tinggal dua tokoh potensial, yaitu Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, sebab Aburizal Bakrie tidak mungkin jadi cawapres," kata Salim Said.

Salim menilai, potensi Akbar lebih besar ketimbang Jusuf Kalla dalam persaingan merebut posisi cawapres mendampingi Jokowi. Akbar pernah menjadi Ketua umum HMI, pendiri KNPI sekaligus menjadi ketua beberapa kali, menjadi Ketua DPR dan juga Ketua umum Partai Golkar. Bahkan mengubah Golkar menjadi partai dengan paradigma baru.

Secara psikologi, Akbar dan Megawati lebih dekat dan pernah menjalin kerja sama dalam Koaliasi Kebangsaan pada 2004. Sedangkan JK baru muncul sebagai tokoh politik setelah menjadi wapres mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono.

"Jadi, potensi Akbar untuk dipilih Megawati mendampingi Jokowi sangat besar. Megawati tidak ingin terulang hubungan presiden dan wapres yang tak harmonis antara SBY-JK pada periode 2004-2009, karena JK tidak menempatkan diri sebagai ban serep," kata Salim.

Dengan berbagai pertimbangan itu, kata Salim Said, kemungkinan besar Megawati akan memilih Akbar sebagai cawapres bagi Jokowi. "Karena Megawati ingin Jokowi didampingi tokoh yang berpengalaman agar kinerja Jokowi sebagai presiden mendatang berhasil dan tidak diganggu oleh wapres yang melampaui kewenangannya," katanya.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar