Home >> >>
Distribusi Logistik untuk 3 Kabupaten di Papua Bermasalah
Selasa , 18 Mar 2014, 10:19 WIB
Pekerja melipat kertas suara Pemilu Legislatif di Makassar, Sulsel, Senin (3/3). (Antara/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, produksi logistik pemilu terutama surat suara sudah rampung hingga 100 persen. Hanya saja, untuk proses distribusi masih mengalami kendala di tiga kabupaten di Provinsi Papua.

"Problem distribusi ada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Nduga, Kabupaten Mapi, dan Asmat," kata Arief, Selasa (18/3).

Di Kabupaten Nduga, menurut Arief, terjadi kesulitan terkait lokasi penyimpanan. Secara geografis, pengiriman logistik tidak mudah. Ketika logistik tiba di kabupaten, tidak ada gudang penyimpanan. 

Karena kantor KPU setempat sangat kecil. Itu pun merupakan hibah dari pemerintah daerah. Karenanya, logistik masih tertahan di kantor KPU Provinsi Papua.

Masalah distribusi juga ditemukan di Kabupaten Mapi dan Asmat. Untuk dua kabupaten ini, pengiriman bermasalah karena cuaca ekstrem. "Karena ombak di laut cukup besar. Sehingga pengiriman sulit dikerjakan," jelas Arief.

Untuk memastikan logistik tetap terkirim, menurut Arief, KPU berencana meminta bantuan TNI. Tetapi, alternatif itu membuat KPU harus mengucurkan biaya tambahan. 

Karena distribusi logistik dari kabupaten/kota menuju kecamatan merupakan tanggung jawab KPU. Perusahaan percetakan kewajibannya hanya mendistribusikan logistik dari pabrik ke KPU Kabupaten/Kota. "Untuk TNI ketika dibutuhkan saja. Dananya nanti kami yang biayai," ujar Arief. 

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Ira Sasmita
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar