Home >> >>
Rekrutmen Pemilih Pemula, Parpol Islam Lebih Unggul
Selasa , 18 Mar 2014, 15:41 WIB
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parpol Islam dinilai lebih unggul merekrut pemilih pemula. Yang dijadikan acuan dalam perekrutan adalah idealisme Islam sebagai pandangan hidup. 

Hal ini membuat pemilih pemula menjadi sangat yakin akan cerahnya masa depan Islam yang terwujud melalui parpol.

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Faisal Nurdin Idris menyatakan, rekrutmen pemilih pemula melalui idealisme seperti itu sangat efektif. Hal ini dijalankan oleh gerakan Islam baik secara kultural mau pun politik sejak dulu. "Hasilnya tentu pergerakan Islam yang mampu merubah kondisi," jelasnya, saat dihubungi, Selasa (18/3).

Gerakan rekrutmen seperti ini, katanya, tidak dimiliki parpol nasionalis. Parpol seperti itu hanya sedikit yang masih berpaku pada idealisme. Karena mereka tidak memiliki dasar idealisme yang kuat. 

Menurutnya, untuk parpol nasionalis hanya PDI Perjuangan yang memiliki kader dengan idealisme membangun bangsa. Sosok Sukarno dianggap mampu menjadi tokoh idealisme bagi kader PDIP. Namun, rekrutmen kader parpol Islam jauh lebih massif dan terorganisasi. 

Ia menyebut PKS yang rajin menggaet pemilih pemula melalui gerakan keislaman, seperti kerohanian islam (Rohis). Gerakan ini dimobilisasi dengan bingkai pendalaman nilai keagamaan. Gerakan ini juga menjadi bentuk kaderisasi kader muda PKS.

Kaderisasi pemilih pemula juga dilakukan PKS dalam bentuk halakah dan liqo yang kerap dilangsungkan di sekolah atau perguruan tinggi. Gerakan ini berjalan massif di hampir seluruh kampus.

Sementara PKB, katanya, memiliki cara tersendiri menggaet pemilih pemula. Berangkat dari tradisi NU yang kental dengan petunjuk dan arahan sesepuh, PKB memanfaatkan tokoh sepuh seperi kiai. 

Ketika mereka mengarahkan untuk memilih PKB maka masyarakat dan pemuda akan ramai-ramai mencoblos PKB. "Ini fakta yang terjadi selama ini," jelas Faisal. 

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Erdy Nasrul
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar