Home >> >>
Astaghfirullah, Masjid Dijadikan Tempat Kampanye
Kamis , 20 Mar 2014, 18:39 WIB
Bendera parpol

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Segala cara dilakukan para caleg agar bisa mendapat dukungan masyarakat. Salah satunya yang kini marak, adalah dengan memanfaatkan forum-forum pengajian.

''Saat ini, banyak caleg memanfaatkan pengajian sebagai ajang kampanye,'' kata Ketua Panwaslu Banjarnegara, Nourma Ali Ridwan, di Pendopo Pemkab setempat, Rabu (19/03).

Bahkan Nourma menyeburkan, mereka yang selama ini tidak pernah mempunyai riwayat ikut pengajian, pada masa Pemilu ini tampil menjadi penyelenggara kegiatan pengajian di rumahnya. ''Tujuan satu, agar aktivitas para Caleg tidak terlihat sebagai kampanye,'' katanya.

Menurutnya, ini memang merupakan modus baru caleg bekerjasama dengan kelompok tertentu dalam melakukan kampanye. Dia menyebutkan, dengan menggunakan modus tersebut, saat ini ada seorang tokoh agama yang dilaporkan secara resmi ke Panwaslu.

Nourma tidak menyebutkan identitas tokoh agama yang dimaksud. Namun dia berharap, tokoh-tokoh agama agar lebih berhati-hati. ''Jangan sampai mencampurkan kepentingan agama dengan politik, sebab pada akhirnya hanya akan membingungkan umat,'' tegasnya.

Modus lain yang saat ini juga marak dilakukan para caleg, adalah dengan menyelenggarakan kegiatan pemutaran film perjuangan di masjid-masjid dan pondok-pondok pesantren. Namun faktanya, kegiatan itu merupakan upaya kampanye yang terselubung.

''Dalam kegiatan seperti ini, dalam acara akan disisipkan acara sambutan-sambutan yang diisi sambutan Caleg. Pada kesempatan sambutan inilah, dia memperkenalkan diri dan menyampaikan niatnya mencalonkan diri. Harapannya tentu dukungan dari sekalian yang hadir,'' katanya.

Menurutnya, kegiatan kampanye dengan modus seperti itu jelas dilarang karena tidak sesuai ketentuan yang berlaku. Menurutnya, kampanye Caleg itu sudah ada jadwalnya masing-masing. ''Kampanye terbuka sudah ditetapkan hanya boleh dilakukan di siang hari dan tidak boleh di tempat ibadah,'' jelasnya.

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Eko Widyatno
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar