REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon legislatif dari Partai Demokrat di Kota Bandung memilih menggunakan metode door to door daripada panggung terbuka. Pasalnya, kampanye menggunakan panggung terbuka dinilai tak efektif dan menghabiskan lebih banyak biaya.
Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bandung Erwan Setiawan mengatakan, 'blusukan' dengan langsung bertemu masyarakat dinilai lebih efektif dibanding mengumpulkan massa di lapangan. Dengan itu, permasalahan dan kebutuhan masyarakat akan lebih diketahui oleh caleg.
"Kalau panggung terbuka, selain biayanya tinggi juga massa yang hadir belum tentu memilih kita," kata dia, di kantor DPRD Kota Bandung, Jumat (21/3).
Selain itu, kata Erwan, dengan metode ini diharapkan bisa menekan angka golput. Karena dengan turun ke masyarakat juga bisa memberikan sosialisasi agar mereka menggunakan hak pilihnya pada 9 April nanti.
Tingginya angka golput pada Pilkada 2013 dinilai Erwan merupakan suatu ancaman tersendiri. Sebanyak 36 persen masyarakat Kota Bandung tidak menggunakan hak pilihnya pada pilkada tahun lalu. "Kita berharap angka golput bisa turun dalam pileg ini," ujar dia.
Model kampanye blusukan alias door to door kerap dilakukan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat berkampanye. Selain itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga melakukan hal yang sama. Blusukan pun menjadi tren baru para pemimpin saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta.