PDIP berstrategi memenangkan pemilu dengan mengumumkan kabinet bayangannya.
REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ratusan pelajar Sekolah Dasar (SD) yang mengikuti ujian seleksi merasa terganggu dengan kampanye di lapangan depan sekolah pedurenan.
Ujian seleksi untuk mencari siswa-siswi yang berprestasi ini diadakan di SDN Pedurenan 1 dan SDN Pedurenan 3. Pihak sekolah menyayangkan kampanye harus diadakan di lapangan di depan sekolah mereka sehingga mengganggu konsentrasi peserta ujian.
Kampanye yang diadakan di depan lapangan sekolah oleh PDI-P ini mendatangkan sejumlah massa dan musik dangdut. Seperti acara kampanye terbuka kebanyakan, acara ini sangat ramai dan bising. "Massa sangat banyak dan acara ini sangat berisik," ujar Yatin, salah satu panitia penyelenggara ujian seleksi.
Pihak sekolah menyatakan kekecewaannya terkait lemahnya koordinasi antara Dinas Pendidikan dengan kecamatan dan kelurahan setempat. Mereka mengatakan jika hal ini dikoordinasikan dengan baik hal ini tidak akan terjadi. Pihak sekolah khawatir dengan hasil ujian seleksi yang buruk karena suasana yang tidak kondusif saat ujian berlangsung.
Sementara itu, Sukur Nababan, Calon Anggota DPR RI, yang turut menjadi juru kampanye, mengaku tidak mengetahui jika lokasi kampanye, berada di depan sekolah dasar yang tengah mengadakan ujian seleksi.
Ia mengatakan tidak tahu menahu terkait terganggunya ujian seleksi siswa-siswi sekolah dasar akibat kampanye yang diselenggarakan. "Saya mewakili partai meminta maaf sebesar-besarnya pada pihak sekolah dan siswa-siswi SD," ujar dia.
Tumai, selaku Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi mengatakan jika waktu kampanye sempat dimundurkan guna menghormati siswa-siswi SD yang sedang ujian. Ia mengatakan sempat mengetahui perihal ujian ini saat sudah berada di lokasi kampanye.
"Kami memundurkan waktu kampanye sebab jika merubah lokasi tidak mungkin, itu kebijakan dari KPUD," ujar dia.