REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Ketua DPW PPP Provinsi Bali, Fauzi Hasan Hajri, mengatakan kalau PPP di Bali tidak menggunakan waktu kampanye terbuka yang dimiliki.
Alasan utama PPP tidak berkampanye terbuka di Bali sebut Fauzi, mempertimbangkan jumlah pemilih muslim yang terbatas. Sedangkan caleg-caleg yang beragama Islam menyebar di banyak partai, baik partai Islam maupun partai nasionalis. Karena itu sebutnya, tugas PPP sekarang adalah menjaga suara, agar PPP tidak kehilangan pendukungnya.
"Jadi kami mengawasi, sekaligus menjaga agar basis-basis tradisional PPP di kabupaten-kabupaten tidak diusik oleh partai lainnya," kata Fauzi di Denpasar, Jumat (21/3).
Beberapa program yang ditawarkan PPP kepada pendukungnya adalah proram budidaya jamur dan belut. Program itu kata Fauzi, tidak memerlukan biaya besar dan untungnya lumayan. Menurut Fauzi, ketimbang dana yang ada digunakan untuk kampanye terbuka, yang dipastikan hasilnya tidak maksimal, lebih baik dananya dibagikan kepada masyarkat untuk dijadikan modal awal budidaya belut dan jamur.
"PPP harus cerdas, tidak perlu lagi berkampanye terbuka seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami harus fokus kepada sasaran," katanya.
Menurut Fauzi, dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali, hanya di Kabupaten Jembrana PPP akan menggelar kampanye terbuka. Tapi kampanye di daerah itu hanya untuk level kabupaten saja. "Kampanye digelar di Jembrana, karena memang menjadi permintaan para pndukung PPP di sana," katanya.