Home >> >>
Demokrat Pertajam Konsep Pembangunan Bukan Wacana
Sabtu , 22 Mar 2014, 06:16 WIB
Ratusan simpatisan mengikuti kampanye Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Kompleks Tugu Proklamasi, Jakarta, Ahad (16/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengatakan, Partai Demokrat kini fokus untuk mempercepat program pembangunan yang sudah berjalan. Karena masyarakat membutuhkan implementasi konkret dan tidak lagi membutuhkan sekedar wacana program pembangunan. 

"Konsep pembangunan Pemerintahan SBY yang dituangkan dalam MP3EI jelas sudah berjalan dan konkret. Kami tidak lagi bermain dalam mewacanakan program pembangunan atau janji-janji untuk rakyat," kata Ibas di sela Kampanye Akbar Partai Demokrat di Karawang, Jawa Barat, Jumat, (21/3). 

Karenanya kepada seluruh Rakyat Indonesia, politisi muda ini meminta agar mengabaikan dan menolak langkah pihak-pihak tertentu yang hendak mengubur pencapaian pemerintah untuk kepentingan Pemilu 2014.

Di tataran ekonomi global, Ibas juga membanggakan Indonesia menjadi negara satu-satunya di ASEAN yang duduk di G20. Sementara di bidang hukum, Presiden SBY sedikit pun tidak pernah melakukan intervensi kepada lembaga penegak hukum yang ada. Baik itu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung maupun Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Meski demikian, lanjut Ibas, dengan keberhasilan itu, pemimpin nasional malah menghadapi tantangan dari dalam negeri. Berbagai kelompok mengaburkan informasi pencapaian pemerintah untuk kepentingan politik semata. Hal itu diyakini akan terus dilakukan untuk kepentingan Pemilu 2014 ini.

Ibas mengatakan, akan banyak distorsi opini atas capaian objektif demi pengaruhi pilihan politik agar keberhasilan ini terkubur dan terlupakan. Negara kini menikmati kemajuan ekonomi dan ke depan kita optimis akan semakin maju. "Tugas kita bersama untuk semakin memperkecil kesenjangan sosial agar kemakmuran kita bisa nikmati secara merata,” kata dia.

Redaktur : Muhammad Hafil
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar