Home >> >>
Jokowi 'Nyapres', Golkar Diminta Oposisi
Ahad , 23 Mar 2014, 19:20 WIB
Pelukis Yahya TS melukis wajah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi di Grogol, Jakarta Barat, Kamis (20/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto mengatakan, ada tiga strategi partai sebagai antisipasi resminya Joko Widodo (Jokowi) menjadi capres PDI Perjuangan. Yaitu, menganggap PDIP dan Jokowi musuh bersama, koalisi utama atau menegosiasikan partai.

Menurut dia, sikap Partai Golkar adalah bernegosiasi. Mereka tidak langsung mengutuk atau menjilat PDI Perjuangan. Namun ada siasat dan konsolidasi yang bisa dibangun ke depannya. "Saran saya, untuk menjaga sikap, Golkar lebih baik berada sebagai partai oposisi," ujar dia, Ahad (23/3).

Peneliti CSIS, J Kristiadi menambahkan, sejauh ini Golkar belum memiliki tokoh ideal yang bisa mendampingi Jokowi. Masalahnya, bukan hanya untuk menutupi kekurangan kapabilitas Gubernur DKI Jakarta tersebut, tapi juga mengangkat elektabilitasnya.

"Kalau saya ditanya, siapa pendamping Jokowi yang paling ideal. Saya pribadi berpendapat, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thjaja Purnama (Ahok)," kata dia. 

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Andi Ikhbal
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar