Home >> >>
Caleg Miskin Kreativitas
Ahad , 23 Mar 2014, 22:46 WIB
Penyanyi dangdut menghibur massa simpatisan Partai Demokrat dalam kampanye di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu (22/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik Universitas Mercu Buana Jakarta Heri Budianto menilai kampanye terbuka yang dilakukan para caleg dan partai politik miskin kreativitas.

Menurut dia, selama sepekan kampanye terbuka berlalu menunjukkan minimnya caleg dan partai politik yang kreatif. Termasuk memiliki ide melakukan kampanye yang menarik, efektif dan inovatif yang mampu menarik perhatian pemilih. 

"Para caleg dan partai politik terjebak dengan pola-pola lama dengan mengumpulkan massa dalam jumlah besar," ujar Direktur PolcoMM Institute itu,  Ahad (23/3).

Padahal, kata Heri, karakteristik pemilih saat ini sudah mulai bergeser. Indikatornya, banyak pemilih muda dan pemilih cerdas. Mestinya, parpol dan caleg melakukan model kampanye yang menyasar ke kelompok pemilih. 

"Misalnya ke komunitas dan kelompok pemilih secara langsung dan berdialog dgn mereka langsung menyampaikan program ke terkait komunitas yang bersangkutan," tegas dia.

Khusus kelompok muda, kata dia, mestinya dengan menggunakan sosial media. Namun tentu menyampaikan program yang akan diperjuangkan.

Menurut Heri, karakteristik pemilih pada pemilu 2014 sangat beragam. Sehingga model kampanye lama dengan mengumpulkan massa dalam jumlah besar tidak efektif. Itu hanya efektif sebagai unjuk kekuatan atau show of force saja. 

"Model kampanye terbuka hanya menghamburkan biaya saja dan hanya menjadi ajang hiburan. Model kampanye terbuka merupakan bentuk komunikasi publik, di mana massa yang datang memiliki tujuan yang beragam dan bukan untuk mendengarkan penyampaian orasi oleh para jurkam atau komunikator politik," cetus Heri. 

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Heri Ruslan
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar