Home >> >>
Pemilu 2014 tak Meriah
Senin , 24 Mar 2014, 15:40 WIB
republika.co.id
Pemilu 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun politik 2014 dinilai tidak menciptakan kondisi meriah. Politisi Akbar Tanjung menilai, pemilihan umum (pemilu) kali ini, terkesan monoton dan tidak semarak.

Menurutnya,  kondisi tersebut memberi petunjuk tentang kegagalan terlibat pemilu untuk meyakinkan masyarakat. Akbar menceritakan, jika acuannya adalah sejarah, tahun-tahun politik sebelum reformasi jauh lebih 'membara'.

Baik dari konsolidasi politik antar tokoh, atau pun dari jumlah partisipasi pemilu dalam berkampanye. ''Saya sudah mengikuti politik selama 45 tahun. Saya mengikuti kampanye pemilu sejak 1977. Sudah sembilan pemilu saya ikuti,'' kata dia, di Jakarta, Senin (24/3).

Akbar mencatat, gelagat dan kondisi politik pascareformasi, semakin membawa kelesuan dan kemerosotan kepercayaan masyarakat. Kondisi tersebut, bisa jadi penyebab utama tidak meriahnya pemilu sekarang.

Tentu bukan disebabkan itu saja, dikatakan Akbar, situasi pemilu saat ini yang tidak marak, juga disebabkan lantaran penyajian peserta politik yang tidak mumpuni.

Partai politik dikatakan dia, sudah gagal, memberi pelajaran baik terkait politik dan kepemimpinan. ''Kemerosotan kepercayaan juga terjadi pada caleg-caleg sekarang, yang tidak mumpuni,'' ujar dia.

Akbar mengatakan, dari partai Golkar sendiri masih mencalonkan 93 dari 106 calegnya saat ini.Itu artinya, dikatakan dia, terjadi kegagalan kaderisasi partai.

''Bukan saja partai Golkar. Semua partai pun saya kira mencalonkan kembali caleg-calegnya,'' ujar dia. Dengan mayoritas caleg incumbent, hal tersebut dikatakan Akbar, memberi dampak sikap tidak antusias masyarakat dalam pemilu.

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : bambang noroyono
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar