Home >> >>
Mega Diteror dengan Raungan Knalpot
Selasa , 25 Mar 2014, 19:48 WIB
antara
Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- PDI Perjuangan (PDIP) melangsungkan kampanye terbuka di Lapangan Denggung, Sleman, Yogjakarta, Selasa (25/3). Ribuan kader dan simpatisan partai berlambang banteng itu memadati jalan dan lokasi kampanye.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri turun langsung untuk berorasi dalam kampanye tersebut. Namun, saat mantan Presiden Republik Indonesia itu berorasi, suara berderu dari knalpot motor kerap terdengar. Di sekitar lapangan, memang masih ada yang menyalakan motor. Situasi ini memancing kritik dari Mega.

Saat itu, Mega tengah mengungkapkan pemikirannya mengenai pentingnya pendidikan politik. Menurut dia, orang yang mengerti akan memerhatikan dalam aktivitas kampanye. "Beda dengan yang mau bersenang-senang, hanya membunyikan motor, tanpa disiplin yang ada. Apakah begitu kita akan memperjuangkan Indonesia Raya," kata dia.

Pada kesempatan lain, Mega kembali memberikan kritik. Kali ini saat berbicara mengenai sikap disiplin. Menurut dia, disiplin itu harus terbangun dari mental masyarakat itu sendiri. "Naik motor berbunyi tidak karuan. Bukan tidak boleh. Tapi disiplin masyarakat itu ada," kata putri Presiden pertama RI Soekarno itu.

Mega mengingatkan, sikap disiplin itu harus bisa dibangun. Ia pun mengatakan, terus memupuk untuk bisa berdisiplin dan mematuhi aturan. Menurut dia, sikap disiplin akan membantu menghasilkan tatanan masyarakat yang berdaulat dan mandiri. "Itu harusnya dibangun bagi negeri ini," kata dia.

Sejak sebelum acara orasi dimulai, panitia memang sudah berulangkali mengingatkan para pengguna motor. Terutama yang mempunyai bunyi suara knalpot keras. Bahkan karena kondisi ini terus berulang, Mega menduga adanya upaya untuk memberikan gangguan. "Mereka ingin bubarkan dengan bermotor dan sebagainya. Saya tahu kerjaan siapa itu," kata dia.


Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar