Home >> >>
Usung Jokowi, PDIP: Kita Tak Boleh Jemawa
Rabu , 26 Mar 2014, 01:57 WIB
Antara/M Risyal Hidayat
Seorang simpatisan PDI Perjuangan berdandan seperti banteng ketika mengikuti kampanye perdana terbuka di Lapangan Thor, Surabaya, Jatim, Senin (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGJAKARTA -- Beberapa hasil survei menempatkan PDI Perjuangan (PDIP) akan masuk posisi dua besar peserta pemilu yang memeroleh suara terbanyak.

Partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu juga mengusung capres yang diunggulkan dalam banyak hasil survei, yakni Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).

Ada penilaian pencapresan Jokowi akan semakin mendongkrak suara PDIP. Namun, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto tidak ingin partainya terlena dengan anggapan yang muncul. "Kita ini gak boleh jemawa juga. Kita gak boleh segala sesuatunya menganggap sederhana," ujar dia, di Yogjakarta, Selasa (25/3).

Hasto menilai banyak calon-calon potensial yang muncul. Menurut dia, kondisi itu tentu harus masuk dalam hitung-hitungan PDIP. Ia mengatakan, partainya pun tidak boleh salah langkah dalam menjalankan strategi. "Kami tidak boleh terpancing dalam hal emosi, dalam hal strategi," kata dia.

Menjelang penyelenggaraan Pemilu Legislatif, 9 April, PDIP berusaha mawas diri. Hasto menilai banyak faktor yang masih harus mendapat perhatian partainya. Ia pun mempertanyakan munculnya penilaian yang menyebut Jokowi akan melenggang sendiri pada Pilpres mendatang dan hanya berhadapan dengan 'kotak kosong'.

"Anggapan adanya kotak kosong itu terlalu menyederhanakan demokrasi," ujar dia.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar