Home >> >>
PDIP Berpeluang Jadi Partai Penguasa
Rabu , 26 Mar 2014, 19:35 WIB
Para simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkonvoi dengan sepeda motor saat kampanye perdana di depan Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Ahad (16/3).(Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peta politik Indonesia diprediksi bakal mengalami perubahan signifikan pada tahun ini. Hasil survei terbaru yang dilakukan Charta Politika Indonesia menunjukkan, PDI Perjuangan berkemungkinan akan menjadi partai penguasa yang baru, menggeser posisi Partai Demokrat.

“Saat dilakukan simulasi melalui surat suara, tiga partai yang menempati papan atas adalah PDI Perjuangan dengan elektabilitas sebesar 21,2 persen. Kemudian disusul Golkar 16,4 persen dan Gerindra sebanyak 12 persen,” kata Direktur Utama Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, di Jakarta, Rabu (26/3).

Partai Demokrat yang dulu berhasil memuncaki Pemilu 2009, kini anjlok ke posisi empat dengan elektabilitas hanya sebesar 8 persen. S

elanjutnya, peringkat partai-partai lainnya secara berurutan adalah PKB (7,2 persen), PPP (5,1 persen), Hanura (4,8 persen), dan PAN (4,5 persen), PKS (3,2 persen), dan Nasdem (2,6 persen).Yunarto mengatakan, tingkat kemantapan pilihan responden terhadap parpol pada pemilu tahun ini diperkirakan juga cukup tinggi. Setengah (50,1 persen) dari responden mengaku sudah mantap dengan pilihannya.

Sementara, sebanyak 38,8 persen responden mengaku masih mungkin untuk mengubah pilihannya. Perubahan pilihan tersebut, kata Yunarto lagi, dipengaruhi oleh ketertarikan mereka terhadap program partai lain, karena faktor uang, serta beberapa alasan lainnya.

Survei skala nasional ini dilakukan pada 1-8 Maret 2014 melalui wawancara terbuka (face to face interview) terhadap warga Indonesia yang telah berusia 17 tahun ke atas. Penelitian ini melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak (probability sampling) dengan margin of error +/- 2,38 persen.l

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : ahmad islamy jamil
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar