Home >> >>
Alhamdulillah, Pengusaha Kecil Banjir Order di Masa Kampanye
Ahad , 30 Mar 2014, 16:00 WIB
nenygory.wordpress.com
Perajin UKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Produk-produk kerajinan tangan para Pengusaha kecil di Kota Kupang dan sekitarnya banyak dipesan sebagai souvenir sekaligus sebagai hadiah bagi masyarakat yang datang dan terlibat dalam kegiatan kampanye.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Nusa Tenggara Timur, Abraham Paul Lyanto di Kupang, Minggu, mengatakan, umumnya souvenir yang laris manis pada setiap kampanye pemilu apapun apakah Pilkada, pemilu legislatif dan pemilu presiden adalah baju kaos, topi dan rompi, serta selendang ikat kepala yang diproduksi pengusaha kecil.

"Produk souvenir seperti ini yang paling banyak dipesan pengguna atau untuk dibagikan kepada kader, simpatisan dan pendukung calon legislatif sebelum atau saat kampanye terbuka seperti yang terjadi saat ini," katanya.

Ia mengatakan, Kadinda telah mengingatkan para pengusaha kecil agar netral dalam pelaksanaan Pemilu meskipun memiliki hak pilih untuk memilih calon yang diinginkan dengan berbagai kriteria.

"Sikap netralitas para pedangan dan pengusaha kecil itu penting dimiliki untuk menjamin kelanggengan hubungan dengan calon siapapun dan dari partai apapun saat pelaksanaan Pemilu maupun pascapemilu," katanya.

Menurut dia, pada masa kampanye kali ini pengusaha kecil yang terorganisir dalam Ikadin merupakan pihak netral yang tidak ingin mendukung salah satu pihak yang bertarung pada Pemilihan Umum.

Karena bagi mereka yang utama adalah pemasukan, jadi kami bukan penganut calon siapa atau partai politik tertentu.

Karena menjadi pengusaha memang butuh modal dan yang tidak kalah penting adalah SDM yang sudah berpengalaman karena kemampuan otodidak atau dari disiplin ilmu.

Namun satu hal yang harus diwaspadai adalah banyaknya pengusaha yang sudah mulai maju cenderung aktif dalam politik praktis.

Memang bukan suatu yang salah setiap orang punya hak untuk terjun dalam dunia politik. Namun kenyataan ada juga pengusaha yang gagal setelah terjun dalam politik.

"Kita semua berharap agar muncul pengusaha baru, khususnya di NTT tetap komit menjadi pengusaha dan berpartisipasi dalam membangun NTT melalui peningkatan usaha yg berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja yang otomatis juga berpengaruh terhadap peningkatan kehidupan yang lebih baik karena adanya penghasilan tetap," ujarnya.

Ia mengatakan, jumlah pengusaha muda baru bergelar sarjana yang menggeluti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semakin bertambah banyak.

Tingginya animo kaum muda jadi pengusaha kecil menjadi kecenderungan yang menggembirakan dalam tiga tahun terakhir karena biasanya pelaku UMKM berusia di atas 40 tahun serta bukan sarjana.

Mereka ingin jadi pengusaha karena punya banyak keleluasaan mengelola usaha sendiri, selain bisa membuka peluang kerja bagi orang lain. Ada juga yang karena hobi, meneruskan bisnis orang tuanya. Ada yang jadi pengusaha dengan modal nekat, katanya.

Dia menjelaskan kendala yang dihadapi adalah masih banyaknya usaha sektor perdagangan yang belum memiliki legalitas, kurangnya pengetahuan perbankan yang mensyaratkan setiap permintaan kredit wajib melampirkan SIUP, sedangkan pemohon tidak bergerak dalam sektor perdagangan.

"Kami sudah berupaya melalui bimbingan teknis tentang SIUP, tanda daftar perusahaan (TDP) yang wajib dimiliki setiap pengusaha dan upaya lain," katanya.

Redaktur : Julkifli Marbun
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar