REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pagi ini akun Presiden S.B. Yudhoyono sudah berkicau. Dengan menggunakan tanda *SBY*, Presiden sedikit bernostalgia tentang Pemilihan Umum (Pemilu) sebelumnya dan harapan terhadap pemilu tahun ini.
"Pemilu 2004 & Pemilu 2009 lalu telah berlangsung demokratis dan tertib. Kita akan mengulanginya di Pemilu 2014. *SBY*," tulisnya, Selasa (1/4).
Demokrasi yang ada, menurut presiden, juga semakin matang. Hal ini berarti transisi dan konsolidasi demokrasi yang dilakukan berhasil.
Namun, Presiden juga merasa biaya politik pemilu dan pilkada makin besar. Untuk itu perlu dipikirkan sistem yang lebih hemat dan efisien. Selain itu Presiden mengingatkan peserta pemilu harus "siap menang, siap kalah."
"Yang menang bertenggang rasa, yang kalah tidak perlu ngamuk. *SBY*," tulisnya.
Presiden juga menyoroti suara-suara sumbang terkait pemilu. Untuk itu ia berharap jajaran KPR, Bawaslu, Kepolisian dan masyarakat bisa mencegah kecurangan tersebut.
Apabila ada yang mencurigai intelijen ikut "bermain", maka dipersilahkan jajaran Bawaslu dan masyarakat luas untuk mengawasi. Sebagai negara hukum, rakyat mempunyai saluran untuk mengadu dan menuntut. Untuk itu segala permasalahan diatur menggunakan cara demokratis yang diatur undang-undang.
Polri dan aparat keamanan lain harus bekerja penuh sebelum, selama, dan setelah pemungutan suara untuk memastikan Pemilu tertib dan aman. Terakhir, jaga netralitas TNI & Polri, tidak boleh tergoda. Selama berstatus aktif, TNI & Polri harus tetap lurus, tidak berpolitik.