Home >> >>
PKS: Awas Ada Penggelembungan Citra
Selasa , 01 Apr 2014, 08:51 WIB
Republika/Adhi Wicaksono
Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah menyatakan, diskusi dan perdebatan mengenai pemilu telah mengabaikan kinerja  dan program untuk rakyat.

Perdebatan ini, menurut dia, didominasi oleh hasil survei. Jika masyarakat mengikuti skenario ini, dikhawatirkan masyarakat akan terjebak lagi pada pencitraan.

"Yang dibahas itu seharusnya rakyat dapat apa. Sekarang untuk hasil survei yang maksimal orang pun kemudian melakukan penggelembungan citra. Padahal kita lima tahun terakhir melakukan kritik terhadap pencitraan dan tebar pesona," katanya dalam pernyataan di Jakarta, Selasa (1/4).

Hal ini, menurut dia, berdampak pada efek citra yang dipersonalisasi oleh individu. Pencitraan pada seorang sosok yang akan dijadikan presiden secara berlebihan akan berdampak juga pada pemilu legislatif. Padahal pemilu legislatif dan pemilu presiden sangat berbeda.

Pada pemilu legislatif, masyarakat seharusnya memilih setiap caleg dengan melihat rekam jejaknya dan bukan melihat pada calon presiden yang dicitrakan berlebihan tersebut.

"Dulu SBY itu sangat populer dan dampaknya juga pada Partai Demokrat yang menang besar. Ini jangan terulang, kita harus periksa track record masing-masing caleg dan bukan hanya berdasarkan citra sang capres," katanya.

Sebelumnya masyarakat juga menokohkan Megawati pada pemilu 1999 dan hasilnya juga mengecewakan. Dia mengimbau masyarakat untuk memilih berdasarkan rekam jejak atau track rekord caleg saja dan bukan karena citra capres.

"Sekarang kan seolah semua persoalan ditumpukan pada sosok capres," katanya.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar