REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengatakan, partai politik sebaiknya tidak jualan sosok capres semata. Menurutnya, menjual capres seharusnya dilakukan nanti setelah pemilu legislatif.
Partai harusnya "menjual" calegnya dalam pemilu legislatif dan setiap caleg harus bisa menyakinkan masyarakat dengan track record-nya. "Jangan karena capresnya populer, lantas masyarakat asal coblos saja, ternyata yang dicoblos rekam jejaknya buruk. Masa' kita mau ulangi lagi hal seperti ini," kata Anggota Komisi III DPR ini.
Fahri menegaskan bahwa jika masyarakat memilih caleg berdasarkan track rekord, maka PKS dengan kader-kadernya yang mumpuni akan sanggup melampaui target tiga besar.
"Kalau tandingnya ide dan reputasi, Insya Allah PKS begitu menyentuh masyarakat. Yang dituntut bukan siapa kamu tapi track record, ini akan menjadi sumber kemenangan PKS. Pertemuan kami dengan masyarakat sudah 'tune in', ada gelora, ini yang muncul pada histeria kampanye dimana-mana," katanya.
"Menjual" sosok capres, menurut dia, berbiaya besar dan PKS tidak memiliki kapasitas pendanaan yang luar biasa besar untuk melakukan itu. Dia menjelaskan, untuk melakukan pencitraan dibutuhkan dana yang besar sekali. Pencitraan juga akan mendistorsi pemilu legislatif dan menimbulkan efek penipuan pada rakyat.
Capres seolah menjadi represantasi anggota DPR. "Distorsi ini harus dihentikan karena jika tidak penyesalan lagi yang akan kita rasakan," katanya.