Home >> >>
PKS Harus Kerja Keras di Bengkulu, Mengapa?
Selasa , 01 Apr 2014, 10:46 WIB
Republika/Agung Supriyanto
Presiden PKS Anis Matta menjadi pembicara dalam Milad ke-10 Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta beserta petinggi partai dakwah tersebut menyambangi Provinsi Bengkulu untuk mengadakan kampanye, Selasa (1/4).

Kedatangan mereka ini sengaja dilakukan untuk mengamankan suara PKS di Bengkulu, khususnya untuk kursi di DPR RI. Bengkulu yang hanya menyediakan kuota empat kursi untuk DPR, membuat PKS bekerja keras agar suara di wilayah ini aman.

Salah satu calon anggota legislatif (caleg) PKS asal Bengkulu, M Syahfan Badri mengatakan, persaingan untuk mendapatkan kursi DPR dari Bengkulu pada pemilu kali ini memang cukup berat.

"Kursi hanya empat, saingannya pun kuat-kuat, itulah alasannya kami harus bekerja keras," ujar anggota DPR RI Komisi I ini di Bengkulu, Selasa (1/4).

Ia mengatakan, pada 2009 lalu, ia dapat melenggang bersama tiga calon dari partai lainnya. Namun kali ini, selain para petahana masih turut ikut, calon-calon baru yang sudah memiliki nama di Bengkulu juga bermunculan.

"Walau demikian saya rasa tidak ada beban, kami akan berusaha semaksimal mungkin agar PKS dapat kursi di DPR," kata Caleg nomor urut 1 Dapil Bengkulu ini.

Persaingan di kursi DPR dari Bengkulu cukup ketat. Setidaknya diluar empat nama anggota DPR yang kembali mencalonkan diri yakni dari Golkar, PAN, Demokrat, dan PKS, ada nama-nama beken lainnya.

Mereka adalah putra-putra daerah yang terkenal di Bengkulu, seperti Rio Capella Sekjen Nasdem, Marissa Haque dari PAN, Muslihan DS dari Hanura. Nama terakhir merupakan anggota DPRD Provinsi Bengkulu dan pernah menjadi Bupati Bengkulu Utara dan Rejang Lebong 10 tahun lamanya.


Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Gilang Akbar Prambadi
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar