Home >> >>
SBY: Pemilu Belum Dimulai 'Kok' Sudah Disimpulkan Curang
Selasa , 01 Apr 2014, 11:48 WIB
Republika/Adhi Wicaksono
(dari kiri)Ketua Umum Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator (FKPD) Partai Demokrat Ventje Rumangkang, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta publik untuk ikut aktif mengawasi pemilu. Hal itu perlu dilakukan untuk menghindari kecurangan yang mungkin terjadi.

Menurutnya, saat ini sudah muncul isu-isu pemilu akan diwarnai kecurangan. Padahal, pemilu belum dimulai tetapi stigma tersebut sudah mulai gencar berhembus.

“Pemilu belum dimulai kok sudah disimpulkan pasti curang. Pertanyaannya; siapa yang curang? Pemerintah itu siapa? Hampir semua partai politik ada,” katanya saat membuka sidang kabinet paripurna, Selasa (1/4).

Ia mengatakan, isu kecurangan muncul karena pemilu dibayang-bayangi oleh kekuasaan presiden dan pemerintahan. Belum lagi ketika hasil pemilu sudah diumumkan, ada pihak yang merasa dirugikan dan menganggap kemenangan yang diperoleh hasil dari kecurangan, intimidasi, dan paksaaan.

Menurutnya, kondisi tersebut harus dihilangkan. Caranya, dengan sistem pengawasan yang harus berjalan dengan baik, melakukan pencegahan dan penyimpangan yang mungkin terjadi.

Ia juga yakin KPU dan Bawaslu serta jajarannya tetap mandiri dan independen. “Jajaran Bawaslu dan Polri sangat aktif melakukan tugasnya. Masyarakat pun bisa berkontribusi. Mendagri juga bisa berkomunikasi dengan jajarannya termasuk kepada bupati/walikota. Dengarkan aduan rakyat,” katanya.

Memasuki pekan ketiga masa kampanye, Presiden SBY mengaku terus memantau keamanan dan ketertiban pemilu. Dari laporan Kapolri, suhu politik masih terkendali meskipun ada dinamika di lapangan. “Alhamdulillah, bisa aman, bisa dijaga. Bukan hanya oleh Kapolri tetapi para elit dan pimpinan partai politik,” katanya.

 

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Esthi Maharani
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar