Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi membakar kotak suara dari kardus dalam aksi menyikapi Pemilu 2014 di perempatan Cikapayang, Kota Bandung, Kamis (27/2).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, seruan memilih parpol Islam dianggap tak berjalan efektif. Karenanya parpol Islam harus melakukan aliansi strategis dalam mengusung capres.
Pengamat komunikasi politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Iman Mukhroman mengatakan, aliansi strategis capres bisa diwujudkan sebelum pelaksanaan pileg pada 9 April 2014.
"Capres tersebut harus bisa memenuhi keinginan dan harapan mayoritas masyarakat Indonesia," kata Iman di Jakarta, Rabu (2/1).
Yang terpenting, ujarnya, capres yang diusung memiliki rekam jejak bersih, tidak ada cacat moral, dan antikorupsi. Masyarakat akan cenderung memilih calon yang mereka kenal rekam jejaknya. Serta bisa memberikan kontribusi maksimal dan bisa memenuhi harapan mereka.
Iman berpendapat, seruan memilih parpol Islam akan menjadi efektif jika calegnya bisa memenuhi hal tersebut. Seruan itu menjadi tidak efektif jika caleg parpol Islam hanya mengobral janji namun tidak bisa memberikan contoh nyata.
Parpol Islam merebut sekitar 26 persen suara pada pileg 2009. Atau lebih tinggi sedikit dari Partai Demokrat yang memenangkan pemilu. Demokrat pada saat itu meraih 22 persen suara.