REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat beragama dihimbau bisa menjaga diri dari politik uang jelang pemilu legislatif dan eksekutif. Himbauan ini disampaikan enam kelompok tokoh-tokoh agama dari beberapa organisasi keagamaan di Indonesia, yang khawatir dengan semakin pragmatismenya umat beragama di Indonesia akibat politik uang.
Dalam pernyataan bersama enam perwakilan tokoh agama dan Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta, Rabu (2/4) para tokoh agama mengungkapkan keprihatinannya melihat proses pemilu yang dipenuhi kecurangan dan aksi politik uang.
Beberapa perwakilan tokoh agama tersebut diantaranya, perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)Saifullah Maksum, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Edy Purwanto, Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sang Nyoman Swisma, Ketua Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) Suhadi Sanjaya dan Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Wawan Wiratna.
Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Saifullah Maksum mengatakan proses pemilu yang curang dan manipulatif akan menghasilkan pemimpin yang culas dan manipulatif. "Cara pemilu yang curang dan penuh politik uang akan menjadikan umat semakin pragmatis," ungkapnya.
Karena itu, kata dia, seluruh elemen bangsa ini termasuk tokoh agama perlu mendorong dan terlibat agar pemilu saat ini harus berkualitas mulai dari pemilihnya, pemimpin yg dipilih serta prosesnya. Saifullah menegaskan pentingnya proses memilih pemimpin yang berkualitas, sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang berpesan 'siapa yg memilih wakil atau pemimpin dengan pertimbangan yang dangkal, padahal ada wakil yang lebih unggul. Maka ia mengkhianati Allah, Rasul Nya, muslim dan umat manusia seluruh alam'.
Sekretaris Eksekutif KWI Romo Edy Purwanto mengungkapkan politik uang di pemilu membuat umat beragama tidak menjadi pemilih cerdas. Karena umat selalu diiming-imingi materi, inilah yang membuat umat beragama menjadi pragmatis. Karenanya, KWI menghimbau tidak hanya umat Khatolik tapi ke keseluruh umat beragama menolak adanya berbagai upaya politik uang tersebut.