Pendukung Joko Widodo (Jokowi) melakukan aksi spontan mendukung pencalonan Gubernur Jakarta itu sebagai presiden.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingar bingar menjelang pemilu 2014 tidak hanya terjadi di lapangan terbuka atau pembahasan para kontestan. Keriuhan masyarakat kelas menengah yang tidak terafiliasi dengan kepentingan kelompok politik melalui media sosial juga meningkat.
Direktur PoliticaWave, Yose Rizal mengatakan, pembicaraan mengenai politik dan pemilu dilakukan banyak netizen melalui media sosial. Seperti jejaring twitter, facebook, forum diskusi online, dan media sosial lainnya. Setidaknya, selama Maret 2014, pembicaraan dengan topik politik mengalami peningkatan.
Menurut dia, tema yang paling banyak dibahas adalah tentang capres dan wapres serta persaingan partai politik. Kemudian tentang konvensi Partai Demokrat dan tentang caleg.
Hasil pemantauan PoliticaWave selama Maret 2014, pembicaraan tentang capres meningkat drastis setelah PDI Perjuangan mendeklarasi Joko Widodo sebagai capres.
Pembicaraan mengenai Jokowi pada 14 April mencapai 57,1 persen dengan sentimen positif. Pembahasan mengenai gubernur DKI Jakarta itu juga mengakibatkan sentimen positif netizen terhadap PDIP meningkat hingga 35 persen pada pekan itu.
Selain PDIP, dari total 406.132 netizen yang dipantau, pembicaraan mengenai PKS juga tinggi di media sosial, mencapai 15 persen. Meski pun hasil survei menunjukkan anjloknya suara PKS.
Parpol lain yang ramai dibicarakan, Partai Demokrat (16 persen) meski sentimennya negatif. Kemudian Partai Golkar (11 persen), dan Partai Gerindra (10 persen).
Menurutnya, pembicaraan mengenai capres dan parpol tersebut juga berasal dari pemberitaan sejumlah media online. Distribusi media online terbanyak dari tribunnews, Republika, dan Kompas.
Selain pembicaraan tentang capres dan parpol, netizen juga membahas tentang konvensi Demokrat. Pembicaraan tentang konvensi lebih cenderung membahas peserta konvensi. Tiga kandidat yang paling banyak dibahas adalah Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, dan Anies Baswedan.
Meski tidak sebanyak pembicaraan tentang capres, dan parpol, netizen juga membicarakan tentang caleg. Tercatat sekitar 39 persen dari 6.608 caleg memiliki akun twitter. Sebagian besar memanfaatkannya untuk kampanye. Twitter terbanyak digunakan oleh caleg Partai Nasdem, Golkar, PAN, dan PDIP.
"Penggunaan medsos oleh caleg belum setinggi penggunaannya oleh capres. Di level capres, mereka gencar dan seius menggarap media sosial," ujar Yose.
