Sejumlah warga mengikuti kampanye terbuka Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Lapangan Tegalega, Kota Bandung, Selasa (25/3). (foto: Septianjar Muharam)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye terbuka tidak hanya marak dilakukan peserta pemilu di lapangan terbuka dan melalui tatap muka. Kampanye menggunakan media sosial sekarang juga menjadi alternatif utama bagi sebagian besar partai politik.
Menurut pemantauan PoliticaWave selama Maret 2014, pembicaraan tentang partai politik, pencapresan, pencalegan mengalami peningkatan. Pembicaraan mengenai parpol di media sosial tidak selamanya berbanding lurus dengan elektabilitas parpol.
"Misalnya jika hasil survei menunjukkan anjloknya suara PKS, di media sosial PKS justru menempati empat besar," kata Direktur PoliticaWave Yose Rizal, di Jakarta, Rabu (2/4).
Namun, pembicaraan tersebut tidak selalu mengandung sentimen positif. Netizen menurutnya paling banyak membicarakan PDIP, sebanyak 23 persen dari 406.132 total netizen. Kemudian Partai Demokrat (16 persen), PKS (15 persen), Partai Golkar (11 persen), Partai Gerindra (10 persen).
Dari tren percakapan tentang caleg, pembicaraan mengenai PKS juga cukup tinggi. Sebanyak 16 persen netizen membicarakan PKS dengan tema kampanye di sosial media, putihkan sosial media, kampanye damai, dan politik uang.
Pembicaraan tertinggi tentang Partai Nasdem, sebanyak 24 persen. Yang lebih banyak membahas penculikan dan penganiayaan caleg Nasdem di Aceh.