Home >> >>
MUI Seru Pilih Parpol Islam, Hanura Bilang Tidak Efektif
Kamis , 03 Apr 2014, 14:18 WIB
Suasana kampanye Partai Hanura di GOR Sunter Jaya, Jakarta Utara, Rabu (19/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Islam (MUI) menyeru masyarakat untuk memilih caleg dan parpol Islam. Partai Hanura tidak takut seruan itu akan membuat perolehan suara mereka menyusut di pemilihan legislatif pada 9 April mendatang.

Wakil Sekjen Hanura Kusnandar mengatakan, seruan seperti itu pernah dilakukan pada periode pemilu lalu. Langkah serupa juga terjadi Pilgub DKI Jakarta pada 2012. "Nyatanya, tak terlalu efektif," katanya ketika dihubungi, Kamis (3/4).

Menurut dia, penurunan suara parpol Islam masalahnya terjadi bukan pada pemilih. Persoalan yang dihadapi malah muncul dari internal yang tidak mampu memegang amanah. Buktinya, ketika sudah diberi kesempatan menjadi partai terpilih di parlemen, tidak menujukan komitmennya terhadap kepentingan rakyat dan Islam secara total.

"Kader partai Islam yang terpilih lebih menyukai bergabung dengan kekuasaan, ramai-ramai ikut koalisi, bukannya menjadi penyeimbang untuk membela rakyat dan kepentingan umat," kritik Kusnandar.

Kusnandar mengatakan, rakyat pada hari ini lebih menyukai isu-isu pembelaan, perampasan hak ekonomi dan sumber daya mineral. Sedangkan, partai yang memiliki concern dan pembelaan keadilan, dan kesejahteraan dipastikan lebih diminati daripada sekadar jargon agama.

Hanura, sambung dia, setidaknya sudah berupaya pada posisi membela rakyat, baik saat sekarang tidak duduk di parlemen. "Partai kami lebih perhatian mengupayakan program kepedulian, misal asuransi, bantuan usaha kecil, ikut serta menjiwai nadi kehidupan rakyat. Program itu lebih disukai masyarakat kelas bawah."





Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Erik Purnama Putra
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar