Para simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkonvoi dengan sepeda motor saat kampanye perdana di depan Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Ahad (16/3).(Republika/Aditya Pradana Putra)
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) selama masa kampanye ini menunjukkan peningkatan meskipun tidak signifikan, kata Assistant Manager External Relations Pertamina Jateng-DIY Robert MV Dumatubun.
"Untuk Jateng terjadi peningkatan BBM jenis premium sebesar 2 hingga 2,6 persen dan jenis solar meningkat empat persen," ujarnya di Semarang, Kamis (3/4).
Sejauh ini peningkatan tersebut masih bisa dicover oleh pasokan harian di masing-masing SPBU sehingga tidak mengakibatkan pembengkakan konsumsi BBM.
"Misalnya dalam satu hari kami melakukan suplai terhadap satu SPBU sebanyak 15 ton untuk 24 jam, jika pada keesokan hari biasanya masih sisa 2-4 ton sekarang ini sisa tak lagi sebanyak itu, artinya dalam satu hari ada peningkatan konsumsi 1-2 ton," jelasnya.
Menurut dia, kenaikan konsumsi BBM yang cukup signifikan justru terjadi di jenis Pertamax karena banyak peserta kampanye yang juga mengendarai mobil mewah sehingga menggunakan bahan bakar nonsubsidi.
"Untuk kenaikan Pertamax ini mencapai tujuh persen, jika biasanya konsumsi per hari untuk Jateng sebesar 128 Kilo liter saat ini mencapai 136 KL," ujarnya.
Kenaikan sendiri sudah terjadi sejak masa awal kampanye tepatnya pada 16 Maret lalu, diprediksikan hingga akhir masa kampanye kebutuhan akan tetap tinggi. Robert mengatakan untuk kenaikan yang paling tinggi di seluruh Jawa Tengah terjadi di Semarang karena daerah ini banyak digunakan sebagai pusat kampanye yaitu Lapangan Simpang Lima dan Mugas.
Untuk menghindari penggunaan BBM bersubsidi secara berlebihan, pihaknya mewakili Pertamina mengimbau partisipan kampanye bisa menggunakan bus maupun alat transportasi masal lain. "Nggak perlu misalnya 30 orang berarti 15 motor sedangkan rata-rata satu motor membutuhkan 3-4 liter kalau menggunakan transportasi masal kan bisa lebih hemat," ujarnya.
Robert mengatakan, dengan tidak menghitung konsumsi BBM berdasarkan jumlah orang maka akan lebih menghemat BBM bersubsidi, sementara untuk pembelian BBM non subsidi Pertamina akan melayani sebanyak apapun permintaannya.