Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta menyampaikan orasinya saat kampanye terbuka di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (16/3). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengakui adanya ketidakefektifan dalam koalisi pemerintahan yang kini tergabung dalam sekertariat gabungan (Setgab).
Presiden PKS Anis Mata mengatakan, setelah Pileg 9 April nanti pun mereka belum tahu langkah apa yang akan parpol berlambang padi dan bulan sabit ini ambil.
"Koalisi saat ini benar-benar tidak efektif, setelah 9 April kita lihat apa akan dilanjutkan atau tidak," ujar Anis di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) Kamis (3/4).
Meski demikian, Anis mengatakan, pada faktanya tak ada peeceraian antara PKS dengan koalisi. Dia berujar, barulah hasil Pileg nanti semua akan ditentukan apakah koalisi akan berlanjut atau tidak.
Seperti diketahui, kebijakan politik PKS di dalam pusaran koalisi tak sepnuhnya satu jalan khususnya dengan pimpinan Setgab, Partai Demokrat.
Contoh paling besar terkait kebijakan naiknya harga premium 2013 lalu. Ketika koalisi satu suara menaikan harga premium ke Rp 6.000, PKS menyerukan lain dengan meminta pemerintah tetap menahannya di Rp 4.500.