REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono membeberkan capaian Indonesia 10 tahun terakhir pemerintahan di bawah pimpinannya. Ia sengaja menjabarkan secara rinci karena beranggapan masyarakat mudah lupa dengan hasil kinerja selama ini.
"Manusia mudah khilaf dan lupa, untuk ingatkan memori kita bersama, saya tayangkan sejumlah info grafis tentang apa saja yang telah dihasilkan selama 10 tahun terakhir dari negara dan pemerintah. Silahkan simak satu persatu apakah janji-janji kampanye 2004 bisa dibuktikan dan ada progres pemerintah 10 tahun pertama ini," katanya, Kamis (3/4).
Pertama, pendapatan negara dan cadangan devisa yang dimiliki, Rasio hutang pemerintah turun 60 persen. Ia sekaligus membantah kabar yang menyebutkan rasio hutang dihadapan PDB lebih besar.
"Ketika saya mengemban tugas PDB 56,6 persen artinya lebih separoh pendatapan kita untuk menanggung hutang, alhamdulillah telah terjadi penurunan hampit 60 persen. Inilah faktanya, ini adalah rasio utang terhadap PDB kita 23 persen, silahkan dilihat. Rasio utang LN kalau PDB kita meningkat, maka kalau ada utang itu sepenuhnya dari pembiayaan luar negeri. Silahkan dilihat 2004 sebesar 27,8 persen sekarang 70 persen," katanya.
Ia pun menyebut besaran APBN yang mengalami peningkatan besar. Di akhir zaman Presiden Soeharto dan BJ Habibie, APBN hanya Rp 204 triliun. Di era Presiden Gus Dur dan Megawati Rp403 triliun. Di eranya menjadi Rp 1800 triliun. Artinya, ada peningkatan APBN sebesar 4 kali lipat. Belum lagi pendapatan per kapita yang melompat dari 10,5 juta menjadi 36,5 juta.
"Itu sesuatu yang nyata dan itu harus kita syukuri," katanya.
Ia juga memaparkan pendapatan perkapita sejak indoensia merdeka dari 1945-2004 atau 59 tahun, pendapatan per kapita 1.184 USD. Pada tahun 2004 hingga sekarang atau 9 tahun kemudian meningkat menjadi 3.490 usd per kapita. Pertumbuhan ekonomi diantara pertumbuhan G20, Indonesia tumbuh nomor 2 setelah tiongkok.