Massa pendukung Partai Aceh (PA) berkonvoi menuju kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Utara di Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (19/1).
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - -Juru bicara (jubir) Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Nasional Aceh (PNA), Munawar Liza mengatakan jelang Pemilu Legislatih (Pileg) yang akan berlangsung pada 9 April 2014 mendatang kondisi teror politik dengan kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sudah luar biasa. Aparat keamanan diharapkan dapat sungguh-sungguh melaksanakan tugasnya untuk mengambil tindakan tegas bagi siapa saja yang membuat teror, khususnya dengan menggunakan kekerasan bersenjata.
''Kami berharap juga para juru kampanye (jurkam) dan kader-kader partai politik (parpol) jangan menggeluarkan statment yang mencemaskan kedamaian rakyat, seperti kata-kata partai ini halal, partai lain haram,'' ujar Munawar saat berbincang-bincang dengan Republika, di Banda Aceh, NAD, Sabtu (5/4).
Menurut Munawar, tidak ada persaingan PNA dengan Partai Aceh (PA) dan parpol lainnya dalam arti negatif. Tapi, persaingan biasa dalam politik untuk sama-sama dipilih oleh rakyat. ''Kami sangat berharap penyelenggaraan Pemilu agar netral supaya tidak rusak,'' harap mantan Wali Kota Sabang 2007-2012 ini.
PNA, lanjut Munawar, berwawasan nasional yang lebih mementingkan Aceh daripada kepentingan partai, golongan dan kelompok. ''Kalau PNA menang, semua rakyat Aceh akan kami rangkul untuk bersama-sama membangun dan memajukan Aceh, walaupun tidak pilih PNA."
Aktivis dan pekerja sosial Aceh, Nasrun Marzuki mengungkapkan walaupun teror dan kekerasan kerap terjadi jelang Pemilu namun suasana dan kondisi Aceh tidaklah mencekam, warga melakukan aktivitas seperti biasa, tak ada jam malam.
''Tapi memang aparat kepolisian tampak menjaga keamanan lebih ketat dengan banyak melakukan razia dijalan,'' ungkap Nasrun yang berharap aparat kepolisian untuk bertindak tegas kepada para pelaku teror dan kekerasan.
Diutarakan mantan wartawan ini, rakyat Aceh sangat merindukan kedamaian. ''Saya tidak yakin teror dan kekerasan akan terus berlanjut. Umumnya rakyat Aceh sudah lelah berada dalam konflik dan kekerasan,'' tutur Nasrun yang meminta parpol lokal PNA dan PA tidak saling bermusuhan secara negatif.
''Saat ini tampaknya PNA dan PA juga saling menenangkan anggota dan kader-kadernya masing-masing untuk tidak terpancing dengan teror politik dan kekerasan yang terjadi. Rakyat Aceh saat ini bersatu mengecam para pelaku teror dan kekerasan. Itu perbuatan kriminal,'' tandas Nasrun.